1.Pertempuran Surabaya tidak cuma berlangsung pada 10 November 1945
Pertempuran pihak Indonesia melawan pihak Inggris di Surabaya pada 1945 terbagi menjadi dua bagian. Pertama terjadi 28-30 Oktober 1945, sekitar 6.000 tentara Inggris dikepung gabungan 10-20 ribu tentara Indonesia serta 70-140 ribu massa rakyat. Kedua terjadi 10-29 November 1945 ketika Inggris telah melipatkan kekuatannya menjadi sekitar 30.000 tentara, yang didukung sekitar 48 tank, 24 pesawat terbang aneka tipe, juga 5 kapal perang. Pihak Indonesia melawan sengit serbuan Inggris, tapi kehilangan sekitar separo kota jatuh ke pihak Inggris pada sekitar 13 November, lalu terbilang terjinakkan perlawannya pada 29 November. Antara lain merujuk data yang dibagi oleh MC Ricklefs dan Adrian Vicers, korban dan kerugian di Indonesia meliputi gugurnya 6.300-15.000 orang, 20.000 orang luka dan cedera, juga 200.000 orang harus mengungsi. 2.Pihak Indonesia dalam Pertempuran Surabay tidak hanya bersenjata bambu runcing, tapi sebenarnya punya juga puluhan ribu senjata moderen Tentara dan pejuang Indonesia di Surabaya pada sekitar Oktober-November 1945 sebenarnya sempat memiliki stok persenjataan moderen hasil rampasan Jepang yang tidak sedikit. Merujuk data yang dibagi oleh Des Alwi dan Rosihan Anwar, stok senjata rampasan dari Jepang itu meliputi belasan ribu hingga 37 ribu senjata api ringan hingga berat (bedil, karabin, pistol, senapan mesin, mortir, dan meriam) berikut amunisinya, sekitar 40 tank mini dan kendaraan lapis baja lainnya, juga 5 pesawat terbang. Problemnya, senjata tersebut masih belum cukup untuk memerlengkapi tentara dan pejuang Indonesia di Surabaya yang jumlahnya sampai sekitar 120 ribu orang. Tentara dan pejuang Indonesia masih banyak yang belum dapat, apa lagi mahir, dalam mengoperasikan senjata-senjata tadi. Contohnya untuk mengoperasikan salah satu meriam mesti menunggu tim yang dikirim Markas Besar Tentara di Yogyakarta. 3.Pertempuran di Surabaya menewaskan dua perwira tinggi setara Brigadir Jenderal dari pihak Inggris Secara angka, jumlah korban dan kerugian di pihak Inggris dalam Pertempuran Surabaya jauh di bawah korban dan kerugian pihak Indonesia. Namun, Inggris di Surabaya tercatat kehilangan dua perwira tinggi berpangkat Brigadir dalam strata British Army, atau setara Brigadir Jenderal dalam strata Tentara Nasional Indonesia saat ini. Dua brigadir tadi masing-masing adalah AWS Mallaby yang pada 30 Oktober 1945 tertembak di luar Gedung Internatio, juga RG Loder-Symonds yang pesawatnya pada 10 November jatuh di Pangkalan Udara Morokrembangan karena tertembak meriam anti serangan udarr pejuang Indonesia 4.Bung Tomo sebenarnya bukan komandan tentara di Surabaya Tak sedikit orang menyangka bahwa Bung Tomo yang bernama asli Soetomo sebagai komandan dalam Pertempuran Surabaya Oktober-November 1945. Nyatanya tokoh legendaris ini merupakan penyiar radio dan ahli propaganda, termasuk untuk urusan membakar semangat tentara Indonesia, para pejuang, juga massa rakyat. Komandan para tentara dan pejuang Indonesia dalam Pertempuran Surabaya 1945 sebenarnya adalah Kolonel Soengkono. 5.Foto ikonik Bung Tomo berpidato bukan hasil dokumentasi di sekitar 10 November 1945 Satu gambar yang sering dipakai sebagai ilustrasi peristiwa Pertempuran Surabaya 1945 adalah foto Bung Tomo berpidato di bawah naungan payung lebar berpola garis-garis tebal melingkar. Namun, nyatanya foto tersebut bukan hasil pemotretan pada sekitar Pertempuran Surabaya 1945. Foto tersebut justru baru dihasilkan oleh fotografer Alex Mendur dari kantor berita IPPHOS pada 1947, sekitar 25 Februari-6 Maret, di sela pelaksanaan Sidang Pleno Komite Nasiona Indonesia Pusat (KNIP) di kota tersebut. (Yosef Kelik/Periset di Musem Ullen Sentalu)
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
October 2023
Categories |