Pada era Sultan Hamengkubuwana VIII juga berdiri salah satu rumah sakit umum yang letaknya ada di sebelah utara dari RS Mata Dr. Yap. Rumah sakit itu kini dikenal sebagai Rumah Sakit Panti Rapih. Merujuk website pantirapih.or.id, tepatnya pada bagian yang mengulas sejarah singkat rumah sakit tersebut, nama awal yang disandangnya adalah Rumah Sakit Onder de Bogen. Sultan Hamengkubuwana VIII meresmikannya pada 14 September 1929. Sultan juga kemudian berkenan memberikan sumbangan kendaraan ambulans.
Sepuluh tahun setelah diresmikan, Rumah Sakit Onder de Bogen turut menjadi saksi bagi hari terakhir Sultan Hamengkubuwana VIII sebelum mangkat. Pada perjalanan kereta api dari Batavia ke Yogyakarta dalam rangka menjemput Gusti Raden Mas Dorojatun, Sultan Hamengkubuwana VIII tidak sadarkan diri. Sesampainya di Jogja, Beliau langsung dirujuk ke Rumah Sakit Onder de Bogen (RS Panti Rapih). Di rumah sakit itu lah, Sultan Hamengkubuwana VIII secara resmi dinyatakan wafat pada Minggu Kliwon, 22 Oktober 1939. Jika dihitung, tanggal tersebut bertepatan dengan hari wafatnya Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kasultanan Yogyakarta. Demikian jika merujuk kepada penuturan Susilo Harjono dalam buku Kronik Suksesi Keraton Jawa (1755-1989). Dari cerita di atas, kita dapat melihat keterkaitan antara pendirian dan keberadaan dua di antara rumah sakit di Yogyakarta dengan sosok Sultan Hamengkubuwanan VIII. Dari situ kita bisa melihat bahwa Sultan yang bertakhta pada 1921-1939 memang nyata memiliki perhatian terhadap pembangunan dunia kesehatan di negeri yang diperintahnya. (Rahmat Fajar Hidayat/Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro/Magang di Museum Ullen Sentalu, April-Mei 2023)
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2024
Categories |