ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Dari Kabumian Menjadi Kebumen

12/5/2023

0 Comments

 
Picture
Bagi yang menempuh perjalanan darat antara Purwokero dan Yogyakarta, yakni Jalur Selatan Jawa Bagian Tengah, maka Kebumen adalah salah satu kabupaten yang dilintasi. Kabupaten ini tepatnya berbatasan langsung dengan Purworejo di timur, Banjarnegara dan Wonosobo di utara, juga Cilacap dan Banyumas di barat. Sepanjang sisi selatan Kebumen ada Samudra Hindia berikut gelombang-gelombang ombak tingginya. 
Pada awalnya penamaan Kebumen bersumber dari kata Kabumian. Itu adalah sebutan bagi tempat kedudukan Kyai Bumi, yakni nama di luar kraton bagi Pangeran Bumidiraja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram. Ia memakainya setelah berselisih dengan kakaknya, Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kebumen juga bersangkut paut dengan kata Bumi yang berarti tanah atau dunia, mendapatkan awalan ke- dan akhiran -an yang menyatukan kata tersebut.  Penyebutan Kebumen bagi masyarakat lokal lebih mudah adalah sebab mengapa dari Kabumian menjadi Kebumen.

Teguh Hindarto dalam buku Wetan Kali Kulon Kali menyebutkan bahwa Kebumen sebelum Perjanjian Giyanti 1755 termasuk daerah yang disebut Bagelen. Oleh pihak Kerajaan Mataram, wilayah tadi termasuk kategori negaragung, atau kurang lebihnya adalah klaster kabupaten-kabupaten inti di tengah negara.

Setelah adanya perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi Kasultanan (Yogyakarta) dan Kasunanan (Surakarta), maka Bagelen menjadi wilayah Mancanegara milik kedua kerajaan ini. Termasuk dari itu adalah Kabupaten Panjer, yang kini menjadi bagian Kebumen. Kini tampilan budaya adat Kebumen mengarah kepada gaya Solo, tapi sebelum 1830 kabupaten ini sebenarnya terbagi menjadi beberapa bagian di antara milik Yogyakarta maupun Surakarta.

Selanjutnya pasca Perang Jawa 1825-1830 Kebumen menjadi daerah kekuasaan Belanda di bawah Asisten Residen. Ganti merujuk penjelasan Teguh Hindarto dalam buku Bukan Kota Tanpa Masa Lalu, Kebumen pada masa Perang Jawa masuk Karesidenan Bagelen sampai dengan 1901. Karesidenan Bagelen kemudian berganti nama menjadi Kedu. Beriringan dengan ini, pada 1901-1936 dilakukanlah proses penggabungan beberapa kabupaten, meliputi Panjer, Ambal dan Karanganyar, menjadi suatu kabupaten yang lebih besar. Itulah yang lantas dikenal sebagai Kebumen hingga kini.
​
Sebagai kabupaten, Kebumen antara lain dikenal sebagai asal makanan sate ambal dengan bumbu tempenya yang khas. Selain kuliner, Kebumen juga memiliki kesenian khas berupa Kuda Lumping dan Tari Lawet yang menceritakan tentang burung walet dalam mencari makan hingga kembali ke sarangnya. (Rahmat Fajar Hidayat/Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro/Magang di Museum Ullen Sentalu, April-Mei 2023)
 
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. ullensentalu@gmail.com, info@ullensentalu.com
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak