kaswargan > TAMAN KASWARGAN

Taman Kaswargan terletak di sisi barat daya dari daerah Kaliurang. Di dalamnya terdapat komplek Museum Ullen Sentalu, butik dan toko suvenir MUSE, restoran Beukenhof, pagelaran Sekar Djagad dan rumah peristirahatan keluarga Haryono. Kaswargan adalah satu istilah dalam kekayaan kosakata bahasa Jawa dengan kata swarga sebagai intinya, yang berarti surga atau firdaus dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Inggris sepadan dengan paradise. Kaswargan pada Taman Kaswargan adalah toponimi untuk menyebut dan sekaligus melukiskan suatu tempat  yang memancarkan kualitas layaknya surga, baik dalam hal suasana maupun panorama. Taman Kaswargan diberkahi oleh aura berwibawa milik Gunung Merapi. Dalam budaya purba (Megalitikum) dan klasik (Hindu & Budha), gunung sebagai tempat tinggi dipercaya sebagai kediaman para dewa dan dewi. Sedangkan menurut filosofi Jawa, Gunung Merapi diyakini sebagai rumah Kyai Sapu Jagat yang memiliki kemampuan membersihkan jagat raya. Menurut filosofi Kraton Yogyaka, Merapi dihubungkan dengan poros imajiner makro-kosmologi bersama dengan Tugu Pal Putih, komplek Kraton Yogyakarta, bangunan Panggung Krapyak, serta Pantai Selatan. Panorama Taman Kaswargan  memang permai, sebagaimana tercermin dari nama yang disandangnya. Letaknya di ketinggian 878 meter di atas permukaan laut dengan alam pegunungan menghadirkan atmosfer elok didominasi hijaunya pepohonan menjulang serta kabut beterbangan. Di seputaran Taman Kaswargan, keindahan milik alam yang hening berpadu dengan kekuatan Gunung Merapi yang menggentarkan secara vulkanis maupun filosofis. Itu merupakan manifestasi absolut dari suatu mimpi untuk menghadirkan perpaduan penuh harmoni akan dimensi khayal dari kekayaan warisan kebudayaan Jawa yang sangat beragam.

Taman Kaswargan dibangun secara sabar dan bertahap sejak sekitar 1985. Dalam kurun hampir 20 tahun, metamorfosis Taman Kaswargan antara lain ditandai dengan pembangunan area Gua Selagiri serta Kampung Kambang pada 1995 sampai dengan 1997 sebagai persiapan pengoperasian Museum Ullen Sentalu, pembangunan Restoran Beukenhof dan Galeri Latihan Menari pada 2001, pengoperasian Ruang Putri Dambaan pada 2002 yang diresmikan oleh GRAy Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani, pembangunan Ruang Budaya pada 2007, pengoperasian Selasar Retja Landa sebagai area pamer arca-arca klasik Hindu-Budha mulai 2008, serta pembangunan butik MUSE pada 2009.  Kemudian sejak 2012 dan sepanjang 2013 berlangsung pembangunan menyeluruh Pagelaran Sekar Jagat di bagian barat kompleks museum bagian dalam dengan menambah bangunan tribun teater terbuka dan lobi utama yang bernuansa percandian dan petirtaan. Bersamaan dengan itu pembangunan Ruang Pamer Indies dan penyelesaian Rumah Peranakan untuk tur museum rute yang ketiga.

Meskipun pembangunan fisik area Kaswargan sering terhenti karena aktivitas Gunung Merapi, perencanaan dan pelaksanaan untuk mewujudkan Kaswargan sebagai taman bernuansa surga (Heavenly Hills) tetap berjalan. Tercatat dua kali, aktivitas dalam kompleks Taman Kaswargan mesti berhenti total dan berlangsung selama satu hingga tiga bulan ketika Merapi sedang ‘punya gawe’. Masing-masing terjadi pada 2006 dan 2010.   Hanya saja, selalu harus disyukuri bahwa Taman Kaswargan tetap berkembang menjadi perpaduan antara karya local genuine manusia dan keindahan alam. Tatanan karya dan alam tumbuh melalui konsep konservatoris, tetap membiarkan keaslian alam sebagai pelingkup paparan taman dengan beragam kontur dan karya arsitektur yang tumbuh sesuai konsep art, culture and nature.

kaswargan > KALIURANG RESORT

Kaliurang resort

Kawasan wisata Kaliurang yang terletak pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Kawasan wisata pegunungan ini sudah dikenal sejak jaman Belanda dengan sebutan ‘naar boven’ yang berarti menuju ke atas (ke gunung). Pada musim penghujan (September – Februari) banyak area di Kaliurang, termasuk di sekitar Museum Ullen Sentalu sering tertutup kabut tebal. Suasana berkabut seperti itu banyak diminati pelancong karena memberi keindahan tersendiri yang jarang ditemukan di daerah wisata lainnya, meskipun hanya berlangsung sesaat yakni ketika hujan batal turun. Sedangkan pada musim pergantian dan kemarau (Maret – Agustus), udara tetap terasa sejuk (15° – 25° celcius), meski di kota Jogja yang hanya berjarak 25 kilometer sudah bersuhu di atas 30° celcius.

Nama Kaliurang, menurut penuturan penduduk setempat, sebetulnya bukan berarti sungai (kali) dan udang (urang) tapi sungai (kali) orang (urang). Mungkin yang dimaksud adalah kumpulan manusia sedang berpesiar, sebagaimana masih banyak ditemukan deretan loji bekas vila para opsir Belanda di Kaliurang, seperti hotel Merapi Indah, Savitri dan lainnya. Tetapi sebagian besar penduduk lebih percaya nama Kaliurang sebagai sungai udang (kali urang), karena dulunya terdapat banyak udang dalam sungai kecil yang mengalir mengitari kawasan rumah penduduk.

Dusun Kaliurang yang terletak di kaki triangular gunung Turgo dan Plawangan yang sudah tidak aktif dan gunung Merapi yang masih aktif merupakan batas paling utara kota Yogyakarta. Sementara di sisi barat-daya, dalam bentuk siluet, terhampar gugusan gunung yang memiliki bermacam legenda, diantaranya gunung Merbabu, Sumbing dan Sindoro. Lokasi Kaliurang yang berujung pegunungan sangat berbeda dengan kawasan wisata lainnya yang tembus ke tempat lain, seperti Kopeng, Tawangmangu dan Baturaden yang berada di propinsi Jawa Tengah atau Tretes, Sarangan dan Batu di Jawa Timur serta Kawasan Puncak dan Lembang di Jawa Barat yang dapat dilalui dari dua arah dan menuju ke tempat lain. Sedangkan Kaliurang hanya bisa dilewati dari satu arah yaitu dari bawah menuju ke atas (naar boven) yaitu dari kota Yogyakarta ke Kaliurang atau sebaliknya dari atas menuju kebawah (naar eten) yaitu dari Kaliurang menuju ke Yogyakarta

kaswargan > PANORAMA

Data tidak ditemukan.

kaswargan > MUSEUM ULLEN SENTALU

Museum Ullen Sentalu yang terletak di dusun Boyong, Kaliurang bagian Barat merupakan satu-satunya museum di Jawa yang berlokasi di kawasan wisata berhawa sejuk, sehingga sering disebut sebagai museum resort. Berdasarkan peta makro-kosmologi Mataram Kini (Mataram Islam), letak museum berada di lintas Sumbu Utara yang berujung di gunung Merapi, dengan Kraton Yogyakarta berada di Tengah dan Pantai Parangtritis di Sumbu Selatan dalam garis imajiner kosmologi Jawa. Sedangkan berdasarkan peta sejarah Mataram Kuno (Mataram Hindu & Budha), letak museum berada di Tengah dengan ujung Barat adalah candi Borobudur yang berjarak sekitar 35 km atau 50 menit perjalanan melewati perkebunan Salak Pondoh dan ujung Timur adalah kompleks candi Prambanan yang berjarak sekitar 30 km atau 40 menit perjalanan membelah persawahan dusun Turi. Rute yang menghubungkan ketiga tempat itu sering disebut Andesite Route karena banyaknya bangunan batu andesit, termasuk candi, disepanjang jalan yang dilalui atau sering pula disebut Eco Tour, karena melewati daerah persawahan dan pedesaan. Sedangkan berdasarkan peta sejarah nasional, lokasi museum berada di Historical District Cluster yang bersebelahan dengan Gedung ‘Api Tak Kunjung Padam’ (sekarang Wisma Kalioerang) dan rumah Hastono Renggo milik keluarga Kraton Yogyakarta, dimana di rumah bangsawan ini pernah digunakan untuk penginapan delegasi ketika berlangsungnya Konferesi Tiga Negeri antara pemerintah Hindia Belanda dan Republik Indonesiai dengan disaksikan Amerika Serikat sebagai utusan PBB.

Pada cuaca cerah, sekitar bulan Juni – Oktober banyak aktivitas museum yang berlangsung di area terbuka, diantaranya di Plataran Sekar Jagad dan Taman Kaswargan yang berada di bagian dalam kompleks museum. Bermacam kegiatan seperti ini membuat museum bukan lagi sekedar tempat memamerkan materi budaya baik yang berujud benda ataupun tak-benda tapi menjadi ajang (venue) bagi bermacam kegiatan seni dan budaya. Keunikan geografis tersebut yang merupakan elemen dalam prosemik makro, sejak awal telah dicari dalam pemilihan lokasi, terutama yang berhubungan dengan makro-kosmologi Jawa, tapi poros Timur – Barat baru muncul kemudian, ketika Andesite Route menuju  Borobudur dan Prambanan dibangun untuk eco and cultural tour melewati desa Pakem di Kaliurang. Tapi kini bermacam event budaya dan paket wisata menghubungkan Museum Ullen Sentalu dengan kedua kompleks candi peninggalan terbesar dinasti Mataram Kuno, diantaranya World Batik Conference yang diselenggarakan pada tahun 1996 dan World of Archeology Wonders pada tahun 1999. Beragam acara seperti itu telah  menempatkan museum sebagai venue, sehingga konsep museum bukan sekedar monument tapi movement mulai berkembang. Selain itu konsep movement juga mengacu pada kesenian tradisional yang bisa di hidupkan kembali (living heritage), seperti tari dan musik gamelan melalui pelatihan yang diadakan secara rutin di museum.

copyright © 2024 museum ullen sentalu