Tentang serimpi, tak sedikit orang sekarang menganggapnya sebagai satu tarian saja. Kenyataannya, serimpi merupakan istilah umum untuk menyebut tari-tari yang dibawakan 4 penari. Ini sejatinya sekaligus sudah ditunjukkan dari penamaan kelompok tari tersebut dengan kata “serimpi” yang dalam bahasa Jawa mengandung makna berkaitan dengan angka 4. Jumlah 4 penari serimpi secara filosofis melambangkan 4 arah mata angin, juga 4 unsur alam, yaitu grama (api), angin (udara), toya (air), dan bhumi (tanah).
Jumlah tari-tari yang termasuk keluarga besar serimpi sesungguhnya mencapai lebih dari angka 100. Tari-tari tersebut terbagi-bagi lagi, biasanya berdasarkan nama gendhing pengiring. Contohnya antara lain Serimpi Pandhelori diiringi Gendhing Pandhelori, begitu juga Serimpi Pramugari yang diiringi Gendhing Pramugari. Masing-masing tari serimpi memiliki perbedaan dalam hal busana, tatanan rambut, juga properti lain yang digunakan. Serimpi terbilang sebagai tarian yang sering memanfaatkan properti peraga berupa senjata, yakni mulai dari keris, panah dan busurnya, juga pistol kuno. Namun, benang merah jalinan kekerabatan di antara tari-tari serimpi tersebut dapat dilihat dari pengadopsian dari cerita-cerita Babad Menak di dalamnya serta adanya unsur gerakan ngleyang. Ngleyang adalah perubahan posisi dari berdiri ke berlutut dengan disertai gerakan melengkungkan badan ke arah belakang samping kanan, yang terlihat seolah hendak jatuh pingsan. Rasti Wijayanti (Edukator Museum Ullen Sentalu 2013-2014), Yoseph Kelik & Isti Yunaida Referensi
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
November 2024
Categories |