ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Kebangkitan Nasional Bukanlah Sekadar Peringatan Kelahiran Boedi Oetomo

20/5/2022

0 Comments

 
Picture
​​Tanggal 20 Mei kini dipahami orang-orang Indonesia sebagai tanggal peringatan Hari Kebangkitan Nasional, atau sering juga disingkat Harkitnas. Hari besar nasional tersebut merupakan hasil penetapan resmi Pemerintah Republik Indonesia sejak 1959. Tepatnya melalui Keputusan Presiden nomor 316 tahun 1959.  
Keppres ini sekaligus memuat penetapan 5 hari besar nasional non hari libur lainnya. Para “saudara sekelahiran" dari Harkitnas tadi meliputi:
  1. Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei, tapi versi awal redaksional Keppres tertulis 8 Mei karena belum terperbaharuinya pencatatan yang tepat dari tokoh perintis pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara;
  2. Hari Angkatan Perang atau kini dikenal sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia pada 5 Oktober;
  3. Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober;
  4. Hari Pahlawan pada 10 November;
  5. Hari Ibu pada 22 Desember.

Penetapan 20 Mei sebagai Harkitnas merujuk pada suatu peristiwa historis yang berlangsung tepat tanggal tadi pada 1908, yakni lahirnya organisasi pergerakan Boedi Oetomo (BO). Namun, apa yang terjadi 114 tahun silam itu tak sebaiknya dilihat sebagai satu-satunya momen Kebangkitan Nasional dalam sejarah bangsa Indonesia memerjuangkan kemerdekaannya. Lahirnya Boedi Oetomo sejatinya mesti dilihat sebatas satu di antara kedipan radar dari keseluruhan periode Kebangkitan Nasional. Ada kurun yang sepanjang sekitar 14 tahun, 1900-1913 yang menjadi fase awal Pergerakan Nasional kaum terjajah di Koloni Hindia Belanda. Nah berbagai peristiwa historis pergerakan nasional pada sekitar 14 tahun tersebut itulah yang  semestinya dipahami sebagai Kebangkitan Nasional.   

Sepanjang 14 tahun kurun Kebangkitan Nasional sesungguhnya ada serangkaian kedipan radar lain. Itu berasal dari sesama perintis jalan pembangkitan derajat dari kaum terjajah ke arah bangsa merdeka. Ada yang mendahului maupun menyusul  Boedi Oetomo.

Sebelum Boedi Oetomo sebenarnya telah lahir Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada 1900, Jamiat Kheir pada 1901, juga Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 1905.
Setelah Boedi Oetomo lantas lahir Sarekat Islam (SI) pada 1912, Muhammadiyah pada 1912, serta Indische Partij (IP) pada 1912.

THHK, Jamiat Kheir, SDI, BO, SI, & Muhammadiyah, semuanya pada kurun pendirian 1900-1913 masih berorientasi untuk memajukan kelompok anggota yang sifatnya masih erat dengan identitas perkauman, primordial atau sektarian. THHK mengupayakan kemajuan kaum Tionghoa; Jamiat Kheir mengupayakan kemajuan sosial kelompok Islam, khususnya para usahawan & berketurunan Timur Tengah; SDI mengupayakan kemajuan para usahawan Muslim; BO mengupayakan kemajuan para priyayi Jawa berikut kebangkitan budayanya; SI & Muhammadiyah sama-sama memiliki agenda-agenda pemajuan kaum Muslim.

Dari semua organisasi pergerakan yang eksis pada kurun Pergerakan Nasional 1900-1913, Indische Partij merupakan organisasi paling progresif. Partai politik ini dibentuk Ernest Eugene Douwes Dekker, dr Tjipto Mangoenkoesomo, dan Soewardi Soerjaningrat. Dari sepanjang Pergerakan Nasional, partao ini bahkan telah usung inklusivisme, yakni idamkan bersatunya segenap para Bumiputra & semua etnis asing sebagai Bangsa Indies.

Memandang secara luas periode Kebangkitan Nasional tadi, apa tanggal peringatan Harkitnas perlu digeser meninggalkan 20 Mei? Menurut  saya, itu tak wajib. Yang lebih penting adalah mengembangkan pemahaman bahwa Hari Kebangkitan Nasional bukanlah sekadar peringatan kelahiran Boedi Oetomo. Kadung saja sejak 1959 meminjam hari lahir Boedi Oetomo dari sekian tanggal lain.(Yosef Kelik, Periset di Museum Ullen Sentalu)                                                                                  
 
0 Comments



Leave a Reply.

    Archives

    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta
T. 0274 895161
SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. ullensentalu@gmail.com, info@ullensentalu.com
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak