ULLEN SENTALU
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak

KAJIAN

Artikel Riset Museum Ullen Sentalu tentang Jawa dan Nusantara

Sekilas tentang “Puasa” dan Asal-Usul Penamaannya

24/3/2023

0 Comments

 
Picture
Bagi masyarakat Indonesia yang sekitar 88 persen di antaranya adalah pemeluk agama Islam, “puasa” tentu identik dengan puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan menurut kalender Hijriyah, yang setiap malamnya diisi salat tarawih berjamaah. Penutupan puasa Ramadhan dengan takbir semalaman, salat berjamaah, silahturahim bermaaf-maafan dengan kerabat dan tetangga, juga bersantap berbagai hidangan lezat dan minuman menyegarkan. 

Read More
0 Comments

Sultan Hamengkubuwono VIII dan Perannya Bagi Pendidikan Keluarga

13/5/2022

0 Comments

 
“Ing Ngarsa Sung Tulada”
“Ing Madya Mangun Karsa”
“Tut Wuri Handayani”
 
 
 Semboyan  sekaligus ajaran luhur Ki Hadjar Dewantara ini seharusnya bukan hanya dipahami oleh para guru atau pendidik, tetapi sangat perlu dipahami oleh orang tua dan keluarga yang menjadi lingkungan pertama bagi anak. Sung tulada artinya memberi teladan, mangun karsa artinya membangun niat, dan handayani artinya memberi semangat. Dengan berbekal tiga hal ini, orang tua seharusnya lebih mudah mendidik anaknya.
Picture

Read More
0 Comments

Yang Dinomersekiankan dalam  Akses terhadap Sekolah Moderen

25/1/2022

0 Comments

 
Sebelum era pendudukan Jepang dan bersambung era kemerdekaan, pendidikan lewat sekolah hanya dinikmati segelintir orang Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, bahkan setelah penerapan Politik Etis, pendidikan via jalur sekolah sekadar dibukakan pihak Kolonial untuk kalangan atas. Tentang bersekolah, mereka yang berdarah Eropa tentu yang paling mendapat prioritas dan keleluasaan, bahkan sejak awal abad XIX. Golongan bangsawan lokal maupun kaum kelas atas kaya dari berbagai etnis asing menyusul ikut menikmati akses yang tak jauh dari lega tersebut.  
Picture

Read More
0 Comments

Para Bangsawan Putri Jawa yang Pertama-tama Merasakan Pendidikan Sekolah Moderen ala Kolonial Belanda

6/1/2022

0 Comments

 
Sepanjang abad XIX atau tahun 1800-an, negeri Belanda menjadi makmur karena hasil panenan komoditi ekspor dari Koloni Hindia Timurnya. Namun, di balik kejayaan industri agrikultur Hindia Belanda itu, baik pada saat penerapan Cultuurstelsel maupun saat pemberlakuan sistem ekonomi liberal, ada begitu banyak rakyat Bumiputra yang menderita. Itu mulai dari mesti menjalani kerja wajib karena bermukim di daerah yang disewakan penguasa lokal kepada pengusaha Belanda atau menjadi kurang pangan karena tak leluasa bercocok tanam padi dan tanaman non ekspor lainnya  hingga mesti menjadi buruh kontrak jauh dari kampung halaman atau bahkan pulau asalnya.

Setelah mengeksploitasi hampir seabad, Belanda akhirnya terpikir untuk melakukan “balas budi”. Melalui pidato via siaran radio pada 17 Desember 1901, Ratu Wilhelmina menjanjikan penerapan apa yang kemudian sering disebut sebagai Politik Etis.
 ​
Picture

Read More
0 Comments

Manakala Mayoritas Orang Jawa Memeroleh Ilmu via Belajar di Rumah

20/4/2021

0 Comments

 
Picture
PADA saat Indonesia dan negara-negara lain sedunia sedang dihajar Pageblug Corona alias Pandemi Covid-19, istilah Belajar di Rumah menjadi salah satu istilah yang menjadi populer. Istilah tersebut bisa disebut “saudara kembar” dari Bekerja di Rumah alias Work from Home. Bekerja di Rumah dan Belajar di Rumah adalah pula bagian tindakan Pembatasan Jarak Fisik (Physical Distancing) yang dimaksudkan untuk membendung laju penularan Covid-19. Pembatasan Jarak Fisik sendiri diterapkan secara nasional di Indonesia sejak  Minggu, 15 Maret 2020, yakni terhitung sejak Presiden Joko Widodo membuat seruan untuk itu via konferensi pers di Istana Bogor.

Read More
0 Comments

Suatu Kisah Pembuktian Diri Para Dokter Bumiputra

13/4/2021

0 Comments

 
“Dan jika sekarang Islam dan higiene beriringan, dan jika tiap dokter di suatu wilayah Islam mencurahkan lebih banyak perhatian daripada sekarang pada agama yang dianut masyarakat tempat ia bekerja – karena ia propaganda pengobatan Barat modern yang ditunjuk – maka konstruksi pendidikan kesehatan bagi muslim-Indonesia berdasar banyak teks suci dalam Quran dan Hadis sangat mungkin di masa datang.”
Romali dalam jurnal GNTI tahun 1933: 881

​PENDUDUK
 pribumi berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Mereka pun memiliki keyakinan, adat, dan pandangan sendiri tentang kesehatan serta pengobatan. Semasa Belanda memertuan Nusantara, hal demikian menjadi tantangan bagi para tenaga medis Belanda. Khususnya di Jawa dan Madura yang berpenduduk 9,5 juta pada 1850, banyak sumber mengisahkan tentang berbagai cara penolakan penduduk pribumi terhadap pengobatan dan tenaga kesehatan Barat. Penduduk pribumi lebih suka dirawat dan berobat ke dukun pribumi ketimbang ke dokter Eropa.
Picture

Read More
0 Comments
<<Previous

    Archives

    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    September 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021

    Categories

    All
    Budaya
    Kesehatan
    Pendidikan
    Sastra
    Sejarah
    Yogyakarta

MUSEUM ULLEN SENTALU
Jl. Boyong Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta

SEKRETARIAT ULLEN SENTALU
Jl. Plemburan 10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta 55581
T. 0274 880158, 880157
E. ullensentalu@gmail.com, info@ullensentalu.com
Ikuti Ullen Sentalu di:
  • Home
  • Berkunjung
  • Museum
  • Kajian
  • Kontak