6 Gelar Nama Raja-Raja Mataram Islam, (Bagian 1: Senopati Ingalaga, Hanyakrawati dan Hanyakrakusuma)29/1/2024
Berikut ini adalah tiga yang pertama dari enam-gelar nama pribadi para raja raja Dinasti Mataram dalam kurun hampir lima setengah abad terakhir:
1. Senopati Ingalaga Gelar ini dalam bahasa Jawa kurang lebih berarti “jenderal pemimpin pasukan di medan pertempuran”. Yang paling dikenal sebagai pemakai gelar adalah pendiri sekaligus raja pertama Mataram Islam, yakni Panembahan Senopati yang bertakhta 1584-1601. Penggunaan gelar tersebut kiranya juga menggambarkan perihal gencarnya kampanye militer penaklukan yang dilakukan Mataram di Jawa Bagian Tengah maupun Jawa Bagian Timur semasa bertakhtanya Panembahan Senopati. Para raja Dinasti Mataram Islam setelahnya memang lantas memilih menggunakan gelar nama utama lainnya. Namun, dalam keselurahan gelar lengkap mereka sebagai raja, Senopati Ingalaga ternyata terus saja disertakan. Praktik semacam ini bahkan dilanjutkan pasca 1755, atau setelah Mataram Islam lewat Perjanjian Giyanti terpecah jadi Kasunanan Surakarta serta Kasultanan Yogyakarta. Para raja di dua pecahan Mataram Islam tersebut tetap mengimbuhkan Senopati Ingalaga sebagai bagian gelar lengkap mereka. 2. Hanyakrawati Gelar ini merupakan versi bahasa Jawa dari Cakrawarti dalam bahasa Kawi dan Cakravat dalam Sanskerta yang maknanya adalah “penguasa besar yang kereta perangnya dapat berputar kemana pun tanpa terhalang”, atau “penguasa dunia”, atau juga “maharaja atas negeri yang tanahnya berbatas satu lautan ke lautan lainnya”. Pengguna gelar Hanyakrawati ini adalah raja II Mataram Islam sekaligus putra Panembahan Senopati. Satu-satunya pengguna gelar nama Hanyakrawati di antara para raja Dinasti Mataram Islam ini bertakhta antara 1601-1613. Masa pemerintahannya berakhira tatkala ia wafat setelah mengalami nahas kecelakaan dalam salah satu kegiatan berburu. Karena itulah Panembahan Hanyakrawati ini dikenal juga dalam gelar anumertanya. Panembahan Seda Ing Krapyak. 3. Hanyakrakusuma Gelar nama raja ini menurut bahasa Jawa kurang lebih bermakna “penguasa yang mampu menebar keharuman”, atau bisa diartikan juga “penguasa yang termasyhur”. Satu-satunya di antara para raja Dinasti Mataram Islam yang menjadi pengguna gelar nama pribadi ini adalah raja III atau bertakhta 1613-1646. Ia ini adalah putra Panembahan Hanyakrawati dan cucu Panembahan Senapati Ingalaga. Dalam 33 tahun masa bertakhtanya, Hanyakrakusuma tercatat pernah mengggunakan tiga gelar jabatan berbeda di depan gelar nama pribadinya. Panembahan dipakainya 1613 hingga 1625. Susuhunan dipakaianya 1625 hingga 1641. Sultan Agung dipakainya 1641 hingga 1646 atau tahunnya ketika akhirnya mangkat. Dalam gelar nama terakhirnya itulah, ia paling dikenal dalam arustama sejarah Indonesia: Sultan Agung Hanyakrakusuma. Tercatat sebagai raja yang membawa Mataram menguasai hampir seluruh Pulau Jawa, kecuali Batavia, Banten, dan Blambangan. Ia juga tercatat pernah melakukan dua kali ekspedisi militer ke Batavia untuk mengusir VOC Belanda, yakni pada 1628 dan 1629. (Bersambung Bagian 2: gelar nama Amangkurat, Pakubuwana, dan Hamengkubuwana)
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2024
Categories |