Berikut ini daftar pendek aksara-aksara yang pernah atau masih dipergunakan di Pulau Jawa:
1. Aksara Pallawa Aksara yang diadopsi dari Semenanjung India pada sekitar pertengahan milenia I tarikh Masehi. Kerajaan-kerajaan di Jawa seperti Tarumanegara dan Medang memakainya untuk menulis prasasti-prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Melayu Kuna. Prasasti-prasasti beraksara Pallawa terbit sekitar tahun 400-an hingga 700-an Masehi. Beberapa contohnya adalah Prasasti Tugu, Prasasti Ciareteun, juga Prasasti Sojomerto dan Prasasti Canggal. 2. Aksara Kawi (Jawa Kuna) Aksara ini adalah turunan dari aksara Pallawa. Kerajaan-kerajaan di Jawa menggunakannya untuk menulis prasasti-prasasti maupun kitab-kitab pada abad VIII – XV Masehi. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Kawi alias bahasa Jawa ((+Contoh tulisan yang menggunakan aksara Kawi ialah Prasasti Dinoyo, kakawin Arjunawiwaha, kakawin Desawarnana, juga Prasasti Jiyu. 3 Aksara Sunda Kuna Sebagaimana aksara Jawa Kuna, aksara juga merupakan turunan dari aksara Pallawa. Aksara ini berkembang di wilayah barat pulau Jawa pada abad XIV sampai XVIII serta digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda Kuno. Contoh dari karya tulis yang menggunakan aksara Sunda Kuno adalah kitab Bujangga Manik. 4. Aksara Pegon Ini merupakan aksara turunan serta modifikasi dari aksara Arab yang dipergunakan untuk menulis dalam bahasa Jawa, Sunda, serta Madura. Versi lokal Nusantara untuk aksara Arab, tapi tanpa harakat ini berkembang sejak akhir abad XIV atau tahun 1300-an. Aksara ini masih berkerabat dengan aksara Jawi yang berkembang di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Contoh karya tulis beraksara pegon adalah kitab Sajarah Banten. 5. Aksara Gunung Aksara ini merupakan versi peralihan dari aksara Kawi ke aksara Jawa Baru. Aksara ini dipergunakan oleh sejumlah karya tulis yang dihasilkan abad XV-XVII Masehi. Contoh karya tulis yang memakai aksara pada kurun peralihan dari era Hindu-Buddha ke Islam ini adalah Naskah-naskah Merapi-Merbabu. 6. Aksara Jawa Baru Aksara turunan dari aksara Kawi dan secara fonetik sudah mengalami pengaruh dari bahasa Arab. Aksara ini terutama berkembang sejak abad XVIII Masehi atau tahun 1700-an, pun masih terus dipergunakan hingga sekarang. Contoh karya tulis yang memakai aksara ini adalah Babad Tanah Jawa. 7. Aksara Sunda Baku Aksara ini merupakan versi turunan dari aksara Sunda Kuna yang lantas digunakan untuk menulis dalam bahasa Sunda kontemporer hingga sekarang. Diyakini berkembang sejak abad XVII atau XVIII. Namun, pembakuannya terjadi sejak sekitar akhir abad XIX hingga pertengahan abad XX oleh sejumlah pemerhati bahasa Sunda, termasuk sejumlah pengusaha perkebunan berkebangsaan Belanda pada masa Kolonial. 8. Aksara Latin Merupakan aksara yang kini mendominasi sistem penulisan di Pulau Jawa maupun teritori negara Indonesia saat ini. Penyebabnya tentu tak lepas dari diperkenalkan sistem pendidikan moderen oleh pihak Kolonial sejak medio abad XIX atau tahun 1800-an, lalu masih bersambung dengan penggunaan bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu selaku bahasa nasional. Salah satu sumber tertulis pertama di Jawa yang menggunakan aksara Latin adalah Naskah Perjanjian Amangkurat I dengan pihak VOC pada 1646. (Yosef Kelik & Restu A Rahayuningsih/Divisi Riset Museum Ullen Sentalu)
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2024
Categories |